Kuningan,- Akibat curah hujan yang tak kunjung turun beberapa bulan ini, sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Kuningan mulai dilanda kekeringan. Bahkan, beberapa wilayah mulai mengalami kekurangan air bersih akibat musim kemarau. Ada tiga wilayah yang kini mulai kesulitan air bersih, yakni Kecamatan Japara, Kecamatan Ciawigebang, dan Kecamatan Cidahu. Bahkan, warga harus rela berebut air bersih kiriman PDAM Tirta Kamuning Kuningan.

Mereka kesulitan mendapatkan air bersih akibat debit mata air mulai menurun. Sehingga saluran air melalui pipa sambungan tidak optimal karena aliran air dari sumbernya menurun.

“Kita kirim air bersih menggunakan mobil tangki ke tiga wilayah baik Japara, Ciawigebang, dan Cidahu. Air bersih disalurkan kepada para pelanggan PDAM. Namun saat di lapangan, ada juga warga non-pelanggan yang ikut memanfaatkan air bersih itu,” kata Direktur PDAM Tirta Kamuning, Deni Erlanda, melalui Kadiv Pelayanan dan Pemasaran, Anto Riyanto, Kamis (13/6/2019).

Menurutnya, kebutuhan air saat Lebaran lalu juga berdampak pada pemakaian air yang tinggi. Adanya peningkatan kebutuhan air, berdampak pada kekurangan ketersediaan air di sumbernya.

“Saat Lebaran kemarin, banyak perantau pulang ke kampung halaman, dan pemakaian air menjadi meningkat dua kali lipat lebih. Jadi ada wilayah yang memang tidak terlayani 24 jam. Yang biasanya di rumah dua sampai tiga orang, kini keluarganya pulang mudik jadi lebih banyak pemakaian airnya, sehingga kebutuhan air pasti meningkat,” ungkapnya.

Usai Lebaran pun, lanjutnya, hingga saat ini masih dirasakan belum ada perubahan dan kebutuhan airnya masih cukup tinggi. Sehingga beberapa wilayah yang tidak terlayani atau tidak ada airnya, PDAM mengirimkan mobil tangki air bersih.

“Bahkan untuk wilayah Japara disiapkan buleng-buleng atau tempat penampungan air di beberapa lokasi. Sehingga masyarakat tetap dapat menikmati air PDAM, walaupun mohon maaf tidak langsung ke kamar mandi namun harus diambil sendiri di lokasi pembagian air,” katanya.

Menghadapi musim kemarau ini, pihaknya juga melakukan beberapa langkah, agar air dapat terus tersalurkan ke pelanggan. “Kita sudah mencoba beberapa alternatif seperti merubah sistem pelayanan, yaitu kita menambah jaringan. Kita juga sedang berupaya menambah debit air, dan pembuatan sumur artesis atau air bawah tanah dan ini masih dalam proses karena izin harus langsung ke pemerintah provinsi,” pungkasnya. (Info Kuningan/yudi)