Bandung,- Membangun kesadaran untuk mencari kebenaran informasi harus ditanamkan sejak dini. Hal itu ditegaskan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail dalam Talkshow Inspirasi Ramadhan (IRAMA) di Bandung, Senin (20/05/2019). Mewakili Menteri Kominfo Rudiantara, Dirjen Ismail mengajak mahasiswa dan masyarakat yang hadir menjadi peserta talkshow untuk terus mencari kebenaran informasi, terutama yang ditemukan dalam dunia digital.
“Berbeda dengan media mainstream seperti koran (media cetak) yang melewati beberapa jenjang validasi dan penyaringan mulai dari editor sampai dengan redaktur, informasi yang beredar di internet bisa muncul dan tersebar tanpa ada verifikasi kebenarannya,” ujar Dirjen SDPPI Ismail.
Dirjen Ismail menyatakan, para mahasiswa harus menciptakan budaya atau kebiasaan di masyarakat agar terus mengecek setiap informasi yang diterima dan tidak mudah kembali menyebarkan informasi yang masih belum jelas kebenarannya. “Pengecekan adalah hal yang sangat penting cuma kenyataannya saya tidak yakin teman-teman semua akan melakukan aktivitas itu di awal karena (pengecekan) membutuhkan effort waktu dan bahkan makan kuota. Oleh karena itu, paling tidak (informasi) stop dulu di anda. Jika menerima informasi yang diragukan dan belum diyakini kebenarannya, paling tidak jangan forward dulu,” jelas Ismail.
Dirjen SDPPI menjelaskan ada beberapa perangkat bisa dipakai untuk memastikan kebenaran informasi. Mulai dari pemanfaatan mesin kecerdasan buatan maupun aplikasi. “Intinya kita perlu mengecek ke ahlinya. Jika dengan mesin atau aplikasi maka kebenaran dinyatakan dengan presentase error atau dalam hal ini menggunakan statistik. Agama juga sudah mengajarkan bahwa perlu adanya guru atau ulama karena banyak sekali informasi yang diperoleh dari banyak sumber yang bisa saja bertentangan sehingga bisa membingungkan atau meresahkan orang yang sedang melakukan pencarian,” tambahnya.
Menurut Dirjen Ismail, orang yang lebih ahli pun disebut Dirjen Ismail sebagai alat yang bisa mengonfirmasi kebenaran suatu informasi. “Tergantung topiknya, guru tersebut bisa berupa orang yang mempunyai wawasan yang lebih luas atau sebagai contoh di bidang kesehatan berarti dokter,” jelas Ismail.
Berkembang karena Infrastruktur Digital Dirjen SDPPI Ismail menjelaskan bahwa Indonesia sudah memasuki dunia digital yang sangat masif. Hal itu dimungkinkan karena keberadaan infrastruktur telekomunikasi yang sudah memadai, salah satunya jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring.
“Dunia digital dipicu oleh infrastruktur yang ada. Kalau infrastruktur tidak ada maka tidak mungkin kita bisa berada di situ. Jadi Infrastruktur itu adalah network yang dibangun oleh telco operator dan bisa dibagi menjadi dua layer, backbone dan access. Infrastruktur ini berkembang sangat pesat dan pemerintah sudah membangun jaringan yang disebut dengan palapa ring,” kata Ismail.
Faktor lain pendorong perkembangan dunia digital di Indonesia, menurut Dirjen Ismail karena tarif data internet yang lebih terjangkau. Mengutip data Cable UK yang dirilis tahun 2019, tarif rata-rata untuk paket data di Indonesia sebesar USD 1,71 per 1 GB. “Jika berbicara tarif maka kita bukan bicara murah mahal atau murah tapi affordable atau keterjangkauan yaitu kemampuan masyarakat untuk membiayai koneksi internet,” tambah Ismail.
Lebih lanjut, Dirjen Ismail juga membeberkan adanya dinamika dalam lapisan aplikasi dengan keberadaan startup digital dan unicorn yang telah mengubah wajah dunia di semua sektor. “Dunia startup ini mengubah lifestyle. Mengapa bisa demikian? Infrastruktur tersedia, tarifnya cukup affordable, dan sekarang banyak gap antara demand dengan supply. Ada kebutuhan real yang dibutuhkan. Dari sinilah startup hadir,” papar Ismail.
Menurut Dirjen Ismail, dampak ekonomi startup digital dan unicorn, bahkan decacorn GO-JEK sangat fantastis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Belum lagi, dampak langsung yang bisa dirasakan oleh segala lapisan masyarakat. “Dari GO-RIDE Rp16,5 Triliun untuk satu tahun dan total keberhasilan GO-JEK untuk ekonomi Indonesia kurang lebih d Rp44,2 Triliun. Ini yang juga menjadi latar belakang mengapa Indonesia sudah masuk dalam dunia digital,” jelas Ismail.
Meskipun demikian, Dirjen SDPPI menyatakan setiap peluang pasti akan ada ancaman dalam waktu yang sama. Dirjen Ismail menegaskan ada peluang yang bisa berkontribusi bagi perekonomian negara. "Menumbuhkan lapangan pekerjaan baru, kesejahteraan masyarakat hingga meningkatkan kualitas hidup. Tapi bahwa ancaman yang nyata berupa perubahan yang begitu cepat dalam dunia digital ini harus disiasati dengan kesiapan tersendiri dari seluruh industri yang mungkin terdisrupsi teknologi," jelasnya.
Acara Talkshow Inspirasi Ramadhan digelar oleh anitia Pelaksana Program Ramadhan dan Idul Adha (P3RI) 1440 H Masjid Salman ITB. Kegiatan yang digelar setiap hari sambil menunggu waktu berbuka (ngabuburit) itu menghadirkan tokoh inspiratif nasional. Acara itu dihadiri oleh pelajar dari berbagai sekolah, mahasiswa dari berbagai universitas, serta masyarakat Kota Bandung. (sumber : www.kominfo.go.id)